Baru Mulai Bisnis Kaos Custom? Jangan Sampai Ketipu Ekspektasi!
Awalnya emang keliatan simpel banget! Tinggal bikin desain, cetak sablon, jual, trus cuan deh!
Tapi kenyataannya? Banyak yang baru mulai malah mentok di produksi pertama.
Kaos nggak sesuai harapan, warna sablon ngaco, bahan gampang melar…
Akhirnya? Stres sendiri
Masalahnya bukan karena kamu nggak bisa, tapi karena ada banyak jebakan pemula yang sering nggak keliatan di awal.
Nah, biar kamu nggak ikut-ikutan gagal, kita bakal bahas 5 kesalahan produksi kaos custom yang paling sering kejadian, lengkap sama:
- Teknik sablon manual vs DTF vs DTG dan
- Cara agar anti gagal produksi
Catet baik-baik jangan sampai kamu rugi sebelum cuan!!

Pentingnya Memahami Produksi Kaos Custom
Sebelum masuk ke pembahasan kesalahan umum, penting untuk memahami bahwa produksi kaos custom adalah proses yang melibatkan banyak tahap, bukan sekadar cetak desain di atas kain.
Secara garis besar, alur produksi kaos custom adalah:
- Ide & Desain – Menentukan konsep visual dan pesan yang ingin disampaikan.
- Pemilihan Bahan – Memilih jenis kain, ketebalan, dan warna yang sesuai target pasar.
- Persiapan File Cetak – Menyesuaikan desain dengan teknik sablon yang dipilih.
- Proses Sablon / Cetak – Melibatkan peralatan, tinta, dan teknik cetak yang sesuai.
- Finishing & Quality Control – Mengecek hasil akhir dari segi warna, posisi, dan kerapihan.
- Pengemasan & Distribusi – Mengemas produk agar aman sampai ke tangan konsumen.
Setiap tahap memiliki potensi kesalahan yang bisa berdampak besar pada kualitas akhir. Misalnya, jika di tahap pemilihan bahan sudah salah, seberapa bagus pun sablon yang digunakan, hasil akhirnya tetap tidak memuaskan.
Dengan memahami alur ini, kamu akan lebih mudah mengidentifikasi potensi masalah sejak awal, sehingga bisa mengambil langkah pencegahan sebelum produksi dimulai.
Kesalahan #1: Salah Pilih Bahan Kaos
Dampak: Kaos cepat melar, terasa panas saat dipakai, dan sablon cepat rusak.
Bahan kaos adalah fondasi utama dalam produksi. Banyak pemula memilih bahan hanya karena harga murah, tanpa mempertimbangkan kualitas dan kenyamanan. Akibatnya, kaos tidak nyaman dipakai, cepat rusak, dan membuat konsumen enggan membeli lagi.
Jenis – Jenis bahan kaos yang Paling umum
Jenis Bahan | Karakteristik | Kelebihan | Kekurangan |
Cotton Combed 20s | Tebal, adem | Awet, cocok untuk sablon manual | Kurang cocok untuk cuaca panas ekstrem |
Cotton Combed 24s | Sedang, adem | Nyaman dipakai harian, sablon tahan lama | Harga sedikit lebih mahal |
Cotton Combed 30s | Tipis, ringan | Adem, lembut, jatuh di badan | Kurang tahan terhadap penggunaan kasar |
Polyester | Licin, tidak menyerap keringat | Murah, tahan kerut | Panas, sablon cepat lepas jika salah teknik |
CVC (Chief Value Cotton) | Campuran cotton & polyester | Harga terjangkau, tidak mudah melar | Kurang adem dibanding 100% cotton |
Solusi Memilih Bahan Kaos yang Tepat
- Gunakan cotton combed 24s atau 30s untuk kaos fashion sehari-hari.
- Untuk kaos olahraga, kamu bisa pertimbangkan polyester atau dry-fit, tapi gunakan teknik sablon khusus seperti polyflex atau sublimasi.
- Selalu minta sample kain sebelum memesan dalam jumlah banyak. Periksa kelembutan, ketebalan, dan kemampuan menyerap keringat.
Contoh Kasus
Seorang pemilik brand memilih kaos polos polyester karena harganya setengah dari cotton combed. Setelah dijual, banyak keluhan kaos panas dan sablon mengelupas setelah dicuci tiga kali. Akhirnya, stok tersisa menumpuk dan brand kehilangan kepercayaan pelanggan.
Kesalahan #2: Desain Terlalu Rumit
Dampak:
Desain pecah saat disablon, warna blur, atau detail hilang saat dicetak.
Sablon manual memiliki keterbatasan teknis. Detail terlalu kecil atau warna gradasi sulit dicetak sempurna.
Tips Menyesuaikan Desain dengan Teknik Sablon
- Sablon Manual: Gunakan 1–3 warna solid. Hindari gradasi dan detail tipis.
- DTF: Bisa mencetak full color dengan detail tinggi. Cocok untuk desain rumit.
- DTG: Mencetak langsung di kaos, hasilnya mirip printer kertas. Cocok untuk desain foto.
Contoh Kesalahan Desain di Produksi Kaos
Desain poster konser dengan 8 warna dicetak menggunakan sablon manual tanpa separasi warna yang tepat. Hasilnya warna tumpang tindih dan desain tampak buram.
Solusi untuk Desain yang Kompleks
- Lakukan pre-press (tes cetak) sebelum produksi massal.
- Sesuaikan gaya desain dengan teknik cetak yang dipilih.
- Konsultasikan desain ke vendor sablon sebelum finalisasi.
Kesalahan #3: Ukuran Cetak Tidak Proporsional
Dampak: Sablon terlihat aneh karena terlalu kecil atau terlalu besar saat dipakai.
Ukuran cetak harus menyesuaikan ukuran kaos. Desain yang ideal di kaos ukuran M bisa terlihat kecil di kaos XL.
Panduan umum ukuran cetak
Lokasi Sablon | Ukuran Standar |
Dada Tengah | 25×30 cm |
Punggung | 30×35 cm |
Lengan | 8×10 cm |
Solusi
- Gunakan mockup digital untuk melihat proporsi desain di berbagai ukuran kaos.
- Sesuaikan ukuran sablon per size kaos, bukan satu ukuran untuk semua.
Kesalahan #4: Tidak Mengecek Kualitas Kaos Polos
Dampak: Sudah sablon ratusan kaos, ternyata ada jahitan miring, bahan tipis, atau warna mudah luntur.
Banyak pemula langsung memesan ratusan kaos polos tanpa mengecek kualitas terlebih dahulu. Akibatnya, saat ditemukan cacat produksi, kerugian bisa besar. Quality control harus dilakukan sebelum sablon. Cek hal-hal seperti:
- Jahitan rapi dan simetris.
- Warna kain seragam.
- Tidak ada noda atau benang longgar.
Solusi
- Minta sample fisik dari vendor sebelum memesan dalam jumlah banyak.
- Periksa kualitas jahitan, ketebalan kain, dan keseragaman warna.
- Pilih vendor kaos polos yang memiliki review positif dan reputasi bagus.
Kesalahan #5: Komunikasi Buruk dengan Vendor Sablon
Dampak: Desain meleset, posisi sablon salah, atau warna tidak sesuai.
Kesalahan produksi sering terjadi karena miskomunikasi antara desainer dan vendor sablon. Misalnya, tidak memberikan ukuran detail, tidak mencantumkan kode warna, atau mengirim file resolusi rendah.
Solusi:
- Kirim file desain resolusi tinggi (.AI atau .PNG dengan background transparan).
- Sertakan brief cetak yang jelas, lengkap dengan ukuran, posisi sablon, dan kode warna (Pantone/CMYK).
- Gunakan komunikasi tertulis untuk menghindari kesalahpahaman.
Bonus: Teknik Sablon Manual vs DTF vs DTG
Teknik | Kelebihan | Kekurangan |
Manual | Awet, warna tajam, cocok untuk produksi besar | Tidak cocok untuk desain rumit |
DTF | Bisa full color, fleksibel di berbagai bahan | Perlu heat press, biaya tinta lebih tinggi |
DTG | Cocok untuk print-on-demand | Kurang awet dibanding sablon manual |
Checklist Anti Gagal Produksi
- Pilih bahan sesuai target pasar.
- Sesuaikan desain dengan teknik cetak.
- Gunakan ukuran cetak proporsional.
- QC kaos polos sebelum produksi.
Kesimpulan
Produksi kaos custom adalah perpaduan antara seni dan teknik. Menghindari lima kesalahan di atas akan membuat brand kamu terlihat lebih profesional, dipercaya pelanggan, dan mampu bersaing di pasar. Ingat, produksi kaos custom bukan cuma soal sablon, tapi juga melibatkan perencanaan matang, pemilihan bahan yang tepat, komunikasi yang jelas, dan kontrol kualitas yang konsisten.
Jika ingin hasil maksimal tanpa ribet, bekerja sama dengan partner sablon berpengalaman seperti Unitive Studio adalah pilihan yang tepat. Dengan menghindari 5 kesalahan umum di atas dan didukung oleh tim yang ahli, kamu bisa membangun brand kaos custom yang tahan lama, profesional, dan berdaya saing tinggi di pasaran.
Siap Produksi Kaos Custom Tanpa Ribet?

Kalau kamu butuh partner sablon yang bisa bantu dari desain hingga produksi kaos custom berkualitas, langsung aja ke Unitive Studio! Sablon premium, hasil rapi, komunikasi cepat, dan bisa bantu konsultasi desain juga!
Jam Operasional
Buka : Senin – Sabtu : 09.00 – 18.00 WITA
Minggu dan Hari libur Nasional Libur
Alamat : Jl. Tukad Petanu No.7 Panjer, Sidakarya, Denpasar Bali – Indonesia
WhatsApp +62 878 6864 3144
Instagram @unitive.studio
Website unitivestudio.com
Email halo.unitive@gmail.com
FAQ
Q : Apa bahan terbaik untuk sablon manual?
A : Cotton combed 24s atau 30s, karena adem, halus, dan menyerap tinta dengan baik.
Q : Apa beda sablon manual dengan DTF?
A : Sablon manual menggunakan screen dan tinta khusus. DTF menggunakan printer dan transfer film cocok untuk desain rumit dan full color.